Sabtu, 20 Agustus 2016

PENDIDIKAN KARAKTER


Penugasan Individu MPA Prodi UNJ 2016


                                                                            Nama           : Muthi'a Dinni Raihanah
                                                                            NIM             : 1815162645
                                                                            Jurusan        : PGSD
                                                                            Jalur Masuk : SBMPTN


PENDIDIKAN KARAKTER


Indonesia semakin hari kualitasnya semakin rendah. Salah satu faktor rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah karena lemahnya para guru dalam menggali potensi dan karakter pada masing - masing anak. Para pendidik seringkali memaksakan kehendaknya tanpa pernah memperhatikan kebutuhan, minat dan bakat yang dimiliki siswanya. Proses pendidikan yang baik adalah dengan memberikan kesempatan pada anak untuk kreatif.

Pendidikan Karakter itu sendiri merupakan bentuk kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat suatu tindakan yang mendidik diperuntukkan bagi generasi selanjutnya. Tujuan pendidikan karakter adalah untuk membentuk penyempurnaan diri individu secara terus-menerus dan melatih kemampuan diri demi menuju kearah hidup yang lebih baik.

Di Indonesia sendiri pendidikan karakter bukan hal baru dalam tradisi pendidikan di Indonesia. Beberapa pendidik Indonesia modern yang kita kenal seperti Soekarno telah mencoba menerapkan semangat pendidikan karakter sebagai pembentuk kepribadian dan identitas bangsa yang bertujuan menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang berkarakter.


Persoalan pendidikan karakter di Indonesia sejauh ini menyangkut pendidikan moral dan dalam aplikasinya terlalu membentuk satu arah pembelajaran khusus sehingga melupakan mata pelajaran lainnya, dalam pembelajaran terlalu membentuk satu sudut kurikulum yang diringkas kedalam formula menu siap saji tanpa melihat hasil dari proses yang dijalani. Guru atau dosen pun cenderung mengarahkan prinsip moral umun secara satu arah, tanpa melibatkan partisipasi siswa untuk bertanya dan mengajukan pengalaman empiriknya.

Sejauh ini dalam proses pendidikan di Indonesia yang berorientasi pada pembentukan karakter individu belum dapat dikatakan tercapai karena dalam prosesnya pendidikan di Indonesia terlalu mengedepankan penilian pencapaian individu dengan tolak ukur tertentu terutama logik-matematik sebagai ukuran utama yang menempatkan seseorang sebagai warga kelas satu. Dalam prosesnya pendidikan karakter yang berorientasi pada moral dikesampingkan dan akibatnya banyak kegagalan nyata pada dimensi pembentukan karakter individu contohnya Indonesia terkenal di pentas dunia karena kisah yang buruk seperti korupsi dengan moralitas yang lembek.



Pendidikan karakter merupakan aspek yang penting bagi generasi penerus. Seorang individu tidak cukup hanya diberi bekal pembelajaran dalam hal intelektual belaka tetapi juga harus diberi hal dalam segi moral dan spiritualnya, seharusnya pendidikan karakter harus diberi seiring dengan perkembangan intelektualnya yang dalam hal ini harus dimulai sejak dini khususnya dilembaga pendidikan. Pendidikan karakter di sekolah dapat dimulai dengan memberikan contoh yang dapat dijadikan teladan bagi murid dengan diiringi pemberian pembelajaran seperti keagamaan dan kewarganegaraan sehingga dapat membentuk individu yang berjiwa sosial, berpikir kritis, memiliki dan mengembangkan cita-cita luhur, mencintai dan menghormati orang lain, serta adil dalam segala hal.

Dari pembahasan di atas saya menyimpulkan bahwa pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang. Maka disinilah dibutuhkan kerja sama antara pemerintah, guru, serta orang tua untuk mengatasi segala permasalahan pendidikan karakter di Indonesia.


PERMASALAHAN KURIKULUM di INDONESIA



Penugasan Individu MPA FIP UNJ 2016
Tema   : Kondisi Pendidikan di Indonesia

                                                                            Nama           : Muthi'a Dinni Raihanah
                                                                            NIM             : 1815162645
                                                                            Jurusan        : PGSD
                                                                            Jalur Masuk : SBMPTN

                                   
PERMASALAHAN KURIKULUM di INDONESIA

  
            Pendidikan menjadi salah satu faktor penentu kemajuan bangsa. Sayangnya, pendidikan di Indonesia masih belum merata dan membutuhkan peningkatan kualitas. Salah satu faktor rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah karena adanya permasalahan dalam kurikulum yang dalam rentan waktu berdekatan agaknya selalu berubah.

            Kemerosotan pendidikan di Indonesia yang tertinggal dari negara lain, sangat erat kaitannya dengan masalah-masalah kurikulum yang dijalankan oleh para tenaga pendidik dan Mendiknas. Untuk memajukan kembali pendidikan di Indonesia, maka kita harus terlebih dahulu mengetahui masalah-masalah yang telah dihadapi oleh kurikulum Indonesia. Setelah itu, barulah kita mampu mencari solusi untuk memecahkan masalah kurikulum di Indonesia.

            Kurikulum itu sendiri mempunyai pengertian berupa segala sesuatu yang dijalankan, dilaksanakan, direncanakan, diajukan dan diawasi pelaksanaannya yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan, perkembangan siswa agar mampu ikut andil dalam masyarakat dan berguna bagi masyarakat, juga akan berguna masa depannya kelak.

            Jika dibandingkan dengan kurikulum di negara maju, kurikulum yang dijalankan di Indonesia terlalu kompleks. Hal ini akan berakibat bagi guru dan siswa. Siswa akan terbebani dengan segudang materi yang harus dikuasainya. Dampaknya, pengetahuan siswa akan sangat terbatas dan siswa kurang mengeluarkan potensinya, daya saing siswa akan berkurang.

            Selain berdampak pada siswa, guru juga akan mendapat dampaknya. Tugas guru akan semakin menumpuk dan kurang maksimal dalam memberikan pengajaran. Guru akan terbebani dengan pencapaian target materi yang terlalu banyak, sekalipun masih banyak siswa yang mengalami kesulitan, guru harus tetap melanjutkan materi. Hal ini tidak sesuai dengan peran guru.

            Berjalannya suatu kurikulum akan sangat bergantung pada sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki. Sementara, apabila kita terjun langsung ke tempat, maka akan kita dapati masih banyaknya sekolah yang masih belum memiliki sarana yang lengkap.

Dengan kurikulum di Indonesia yang seperti ini, siswa kurang mampu mengeluarkan potensi dan bakatnya. Hal ini karena siswa cenderung pada ketakutan akan guru karena pengenalan selintas materi tanpa berusaha mengembangkan materi (pasif). Siswa hanya terpaku pada materi yang diajarkan oleh guru tanpa adanya rasa ingin berusaha untuk mengembangkan potensinya.

Dari adanya masalah kurikulum di Indonesia yang saya jelaskan di paragraf sebelumnya, tentu mempunyai solusi yang saya yakini akan bermanfaat untuk kurikulum berikutnya. Pertama, Mengubah paradigma dari pengajaran yang berbasis sistetik-materialistik menjadi religius. Solusi ini menunjukan akan berkurangnya kemerosotan moral. Dimana tidak akan ada lagi siswa cirdas yang tidak bermoral. Kedua, Mengubah konsep awal paradigma kurikulum menjadi alur yang benar untuk mencapai suatu tujuan yang sebenarnya. Melakukan pemerataan pendidikan melalui pemerataan sarana dan prasarana ke sekolah terpencil, sehingga tidak akan ada lagi siswa di daerah terpencil yang terbelakang pendidikan.

Banyak sekali factor yang menjadikan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Namun sebenarnya yang menjadi masalah mendasar dari pendidikan di Indonesia adalah sistem pendidikan di Indonesia itu sendiri yang menjadikan siswa sebagai objek, sehingga manusia yang dihasilkan dari sistem ini adalah manusia yang hanya siap untuk memenuhi kebutuhan zaman dan bukannya bersikap kritis terhadap zamannya. Maka disinilah dibutuhkan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi segala permasalahan pendidikan di Indonesia.